Secara
etimologis manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu menegement yang
artinya mengatur dan melaksanakan. Kata manajemen sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dan sangat membantu dalam mengerjakan sesuatu. Peran
manajemen sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan diperuntukkan untuk
mengatur segala pekerjaan maupun usaha. Manajemen berfungsi agar segala
pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik dan secara sistematis. Menurut George
R. Terry, mengatakan bahwa manajemen merupakan
proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan,
pengorganisasian, menggerkan dan pengawasan yang dialkukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain.
Manajemen
majalah sekolah merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan
pemetaan terhadap jalannya proses pembuatan majalah dari awal pembuatan majalah
hingga pendistribusian majalah kepada sivitas akademika di sekolah.
Fungsi Manajemen
Sekolah
Berdasarkan
pengertian manajemen sekolah terdapat fungsi umum manajemen sekolah sebagai
berikut :
1.
Fungsi Perencanaan
Proses perencanaan sangat penting dalam tujuan
organisasi yang akan dicapai, untuk mencapai tujuan tersebut anggota di
dalamnya membuat strategi seperti visi dan misi, penyusunan tim redaksi,
pembagian majalah, sampai dengan pendistribusian majalah. Apabila tujuan
tersebut dapat berjalan dengan baik maka dalam pembuatan majalah sekolah dapat
dilaksanakan dengan lancar, karena tahap perencanaan merupakan dasar penentu
keberhasilan tercapainya tujuan awal, yaitu membuat majalah sekolah yang
berkualitas dan diterima oleh seluruh warga sekolah.
2 Fungsi Pengorganisasian
Langkah selanjutnya adalah bagaimana rencana
tersebut dapat terlaksana dengan memanfaatkan segala fasilitas yang tersedia
dan memastikan kepada semua orang yang ada dalam suatu organisasi untuk bekerja
secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam fungsi
pengorganisasian terdapat tindakan mengalokasikasn sumber daya, menentukan
tugas, serta menetapkan prosedur yang diperlukan, menentukan struktur
organisasi sebagai bentuk tanggung jawab dan kewenangan, melakukan perkrutan,
penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya tenaga kerja, kemudian
memberikan posisi yang tepat kepada seseorang.
3 Fungsi Pengarahan
Fungsi pengarahan yaitu
proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian sebuah motivasi kepada tenaga
kerja supaya mau tetap bekerja dengan efisien dan efektif untuk mencapai
tujuan, memberikan tugas serta penjelasan yang teratur mengenai pekerjaan, dan
menjelaskan kebijakan yang telah ditetapkan.
4 Fungsi pengawasan dan pengendalian
Dalam proses pengawasan dan pengendalian dilakukan
untuk memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan telah direncanakan,
diorganisasikan, dan diterapkan dapat berjalan sesuai target yang telah
ditentukan meskipun terdapat sedikit perbedaan dengan target yang telah
ditentukan sebelumnya. Adapun fungsi pengawasan dan pengendalian yaitu untuk
mengevaluasi suatu keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target bisnis yang
sesuai dengan tolak ukur yang telah ditentukan, mengambil langkah klarifikasi
dan koreksi atas kesalahan yang kemungkinan ditemukan, dan membuat alternatif
solusi ketika ada masalah yang rumit terkait terhalangnya pencapaian tujuan dan
target.
Sturktur
Kepengurusan Manajemen Majalah Sekolah
1 Pelindung
Posisi
pelindung ini umumnya diisi oleh Kepala Sekolah. Ia akan menjadi penanggung
jawab penerbitan majalah sekolah karena media tersebut berada dibawah naungan
lembaganya. Jika terjadi sesuatu yang berhubungan dengan media tersebut, tim
redaksi bisa dibantu oleh Kepala Sekolah selaku pelindung.
2 Penasihat
Yakni
yang membimbing dalam pembuatan majalah sekolah. Biasanya untuk bagian
penasihat di duduki oleh beberpa guru yang ada di sekolah.
3 Pembina
Pembina
majalah sekolah adalah guru ekstrakurikuler jurnalistik atau guru yang ditunjuk
untuk membidangi penerbitan majalah sekolah. Fungsinya, memberikan motivasi dan
masukan-masukan kepada tim redaksi yang diisi oleh paara siswa sekolah
bersangkutan. Ia bisa memberikan masukan yang terkait dengan hal-hal teknis
penulisan, rubrikasi, percetakan, hingga pendistribusian majalah sekolah.
Selain itu, pembina bisa menjembatani siswa dengan elemen sekolah diatasnya,
yakni guru dan kepala sekolah.
4 Pemimpin Redaksi (PemRed)
Jabatan
pemred bisa diisi oleh siswa yang menonjol dalam bidang kepenulisan. Siswa
tersebut dapat dipilih atau ditunjuk oleh pembina berdasar penilaian kelayakan
untuk mengisi posisi pemred. Ia bertnggung jawab penuh mulai proses pembuatan,
rubrikasi, pencarian berita, artikel, dan narasumber, hingga majalah cetak. Ia
juga bertugas memimpin rapat redaksi untuk evaluasi setiap edisi dan
bertanggung jawab terhadap kualitas majalah sekolah. Ia juga harus mampu
membagi tugas kepada redaktur pelaksana, reporter, dan elemen lain agar penerbitan
majalah sekolah bisa berjalan baik dan maksimal. Adapun salah satu criteria
seorang pemimpin redaksi adalah :
-
Memiliki kemampuan tentang jurnalistik
dan kepemimpinan
-
Bertanggung jawab terhadap aktivitas
keredaksian
-
Melakukan pengawasan terhadap seluruh
isi atau rubric
-
Mengkoordinasi seluruh staf
-
Konsolidasi dengan pembina
5 Sekretaris
Ditempati
oleh seseorang (anggota atau kader sekolah) yang berkapasitas dalam bidang
kesekretariatan. Seperti surat-menyurat, dan lain-lain.
6 Bendahara
Yakni
yang mengurusi bagian peruangan di majalah sekolah. Diposisikan untuk kader
yang memiliki kemampuan mengelola keuangan.
7 Dewan Redaksi
Masyarakat
banyak mengartikan dewan redaksi adalah sebagai dengan staf redaksi atau
wartawan pencari berita. Karena tugasnya mengurus semua naskah atau artikel
yang akan dipublikasikan. Seperti ilusator/setting/layout, yakni yang mengurus
desain majalah yang akan kita buat. Dari mulai cover sampai isinya. Seorang
dewan redaksi memiliki keahlian khusus dan mempunyai criteria khusus, misalnya
:
-
Memiliki kemampuan korespondensi atau
tulis-menulis sehingga mampu menuangkan ide ke dalam tulisan dengan bahasa yang
baik dan benar
-
Bertanggung jawab menyediakan naskah
yang akan dimuat
-
Peka terhadap situasi dan kondisi up to
date
-
Reporter dan designer termasuk ke dalam
dewan redaksi
8 Reporter
Inilah
garda penting dalam majalah sekolah. Reporter ibarat pasukan elite karena diisi
oleh siswa-siswa yang memiliki keterampilan menulis yang baik. Tugas mereka di
antaranya adalah mencari berita menarik terkait dengan sekolah dan mewawancarai
narasumber tertentu. Misalnya, siswa dan guru berprestasi atau alumni yang
sukses. Atau kiprah sekolah dalam mengikuti ajang tertentu seperti olimpiade
sains dan kejuaraan lain. Kemampuan jurnalistik mereka juga mesti ditunjang
dengan pengetahuan fotografi yang baik. Sebab, itulah yang akan mendukung baik
atau tidaknya hasil kerja mereka di lapangan.
9 Editor
Tugasnya
menyunting naskah yang ditulis oleh wartawan sekolah untuk meminimalkan
kesalahan dalam hal ejaan. Ia juga memiliki kualifikasi menulis yang baik dan
paham tata Bahasa Indonesia. Dengan demikian, diharapkan berita, artikel,
ataupun rubric tertentu menjadi lebih enak dibaca dan mudah dipahami.
1 Tenaga Desain dan Tata Letak
(Layouter)
Siswa
yang menjadi tenaga tata letak (layouter) harus memiliki kualifikasi tertentu.
Terutama bisa menggambar dan menguasai desain grafis. Di antaranya, mampu
menjalankan program Adobe Photoshop,
Adobe Design, Corel Draw, ataupun Pagemaker. Tata letak ini menentukan
keindahan atau estetika suatu majalah sekolah. Bisa dikatakan, tata letak
memegang peran penting dalam menjaga mutu atau kualitas majalah sekolah.
1 Distributor
Yakni
yang mengurusi pendistribusian atau penjualan majalah yang telah kita buat.
Tugasnya adalah mendistribusikan majalah sekolah yang sudah dicetak.
Tujuan Pembentukan Majalah Sekolah
Majalah sekolah mempunyai tujuan khusus dalam mengembangkan kemampuan
minat siswa, khususnya pengembangan bahasa Indonesia. Adapun tujuannya antara
lain:
1 Sebagai media komunikasi
Majalah
sekolah yang diterbitkan di sekolah merupakan media komunikasi yang termurah
untuk menciptakan komunikasi antar warga sekolah. Melalui majalah sekolah,
setiap warga sekolah dapat menuangkan gagasan dan idenya melalui berbagai macam
ragam tulisan sehingga dapat dibaca oleh warga sekolah yang lain. Penerbitan
majalah sekolah merupakan komunikasi yang praktis mengingat bahan dan volume
tulisan dapat diatur secara elastis, disesuaikan dengan tema dan kondisi atau
keperluan yang actual.bila tema atau isu yang berkembang masalah lingkungan
hidup, sangat mungkin majalah sekolah yang ada di sekolah akan lebih banyak di
dominasi oleh tulisan, gambar, puisi, cerpen, dan lain-lain.
Dengan
adanya majalah sekolah, bermacam informasi dapat disebarkan secara mudah
keseluruh wilayah sekolah tersebut dan akan banyak hal yang semula tidak
diketahui akhirnya menjadi perrbendaharaan pengetahuan, baik yang bersifat
praktis maupun yang perlu perenungan.
2
Sebagai media kreativitas
Siswa
sebagai anak mudah tidak pernah sepi dan kaya dengan kreativitas, termask
aktivitas ekpresi tulis. Melalui karya tulis pada majalah sekolah dapat
memberikan manfaat ganda, yaitu (a) dari sisi penulis, majalah/majalah dinding
merupakan tempat untuk mencurahkan berbagai macam ide,beragam gagasan, pikiran,
daya cipta bahkan fantasi yang mengiringi perkembangan jiwanya perlu penyaluran
dan media untuk menuangkannya. Oleh sebab itu majalah sekolah merupakan wadah
kreativitas bagi siswa karena didukung oleh sifatnya yang mudah dilaksanakan
dengan biaya yang cukup murah, (b) dari sisi pembaca akan mendapatkan
penyaluran yang berkaitan dengan keinginan, cita-cita, kecintaan, kerinduan,
keprihatinan dan berbagai pikiran lain yang tidak dapat di salurkannya sendiri.
Dengan membaca tulisan-tulisan teman atau orang lain, terlepaslah ia dari
berbagai gejolak yang ada dalam dirinya. Majalah sekolah dapat menjadi tuangan
aspirasi diri bagi pembaca yang telah dituliskan oleh orang lain dan menjadi
sarana bersama penulisnya untuk berpendapat tentang sesuatu, berkeinginan,
berkomentar, dan mengkritik.
3
Sebagai media untuk meningkatkan
keterampilan menulis
Melalui
majalah sekolah, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melatih diri
dalam membuat tulisan. Kebiasaan dan keterampilan menuis tidak terjadi dalam
seketika atau secara otomatis, melainkan terjadi melalui proses pembelajaran
dan latihan. Siswa yang memiliki kebiasaan dan keterampilan menulis, cenderung
memiliki wawasan dan cara berpikir yang sistematis, kritis dan analisis.
4
Sebagai media untuk membangun kebiasaan
membaca
Apabila
majalah sekolah dikemas dengan baik, akan dapat menarik perhatian siswa untuk
melihat dan membacanya sehingga majalah sekolah dapat dipakai sebagai satu
media untuk meningkatkan kebiasaan membaca. Jika hal tersebut terjadi, maka
majalah sekolah tidak akan pernah sepi dari siswa-siswa yang inin membacanya
dan terbuka peluang bagi siswa yang tidak hanya sekedar untuk membaca, namun
dapat menimbulkan inspirasi bagi siswa untuk menuangkan gagasan, ide dan
kreativitasnya dalam majalah sekolah. Dengan demikian siswa tidak hanya sebagai
pembaca tetapi juga sebagai penulis.
5
Sebagai pengisi waktu
Majalah
sekolah dapat dimanfaatkan sebagai satu sarana oleh siswa untuk mengisi waktu
luangnya, disaat ada jam-jam kosong atau pada saat istirahat dan selesai
mengikuti semua pelajaran. Waktu-waktu luang dapat dimanfaatkan oleh siswa
dengan membaca berbagai macam tulisan yang dapat memperkaya pengetahuan dan
wawasannya,
6
Sebagai media untuk melatih kecerdasan
berpikir
Majalah
sekolah dapat membangkitkan minat siswa untuk mencari bacaan lain lewat “umpan”
yang disajikan sajikan dalam majalah sekolah. Sangat mungkin sajian-sajian
majalah/majalah dinding itu belum sepenuhnya memenuhi selera pembacanya. Hal
ini akan menjadikan majalah sekolah berperan sebagai perangsang bagi siswa
untuk mencari bahan bacaan lain yang lebih lengkap.
Kebiasaan
membaca akan menambah pengetahuan siswa dalam berbagai bidang. Semakin banyak
membaca, pengetahuan siswa akan bertambah dan secara tidak langsung akan
menjadi pendorong bertambahnya kecerdasan siswa.
7
Sebagai media untuk melatih
berorganisasi
Penyelenggaraan
majalah sekolah jelas merupakan kerja tim yang membutuhkan proses perencanaan,
pengorganisasian dan pengawasan. Oleh sebab itu diperlukan suatu keterampilan
untuk berorganisasi sebagai suatu wadah untuk mencapai tujuan. Penyelenggaraan
majalah sekolah merupakan perwujudan kerja tim atau kerja kelompok yang perlu
saling mematuhi kesepakatan, aturan yang telah ditetapkan, kedisiplinan diri
dan kesungguhan bekerja.
Pada dasarnya tujuan diterbitkannya majalah sekolah
seperti yang dikemukakan diatas tadi, bahwa tujuan yang sebenarnya adalah (1)
melatih mengembangankan penalaran siswa melaui karya tulis, (2) mengembangkan
keterampilan melaporkan hasil penelitian dalam bentuk laporan ilmiah populer,
(3) mengembangkan kemampuan kreatif atau mengarag sastra, (4) melati
berorganisasi para pendukung penerbit majalah sekolah,dan (5) melatih sisa
mengelola penerbitan majalah sekolah. Tahapan Dalam Manajemen Majalah Sekolah
Sebelum
membuat majalah sekolah perlu adanya suatu proses, agar sebuah proses berjalan
dan terlaksana maka terdapat suatu rencana dalam menbuat majalah sekolah
sebagai berikut :
- Tahap Perencanaan
Suatu
proses, pastilah memiliki suatu rencana. Karena dengan rencana, proses tersebut
bisa berjalan dan karena rencana pula sesuatu hal yang diinginkan dapat
terlaksana dengan baik.
a)
Pembuatan tim kerja (tim redaksi)
Dalam tahap perencanaan ini, ada beberapa hal yang
harus dilakukan sebelum melangkah lebih jauh dalam proses pembuatan majalah,
proses tersebut dirangkum seperti dibawah ini :
1)
Pelindung
2)
Penasihat
3)
Pembina
4)
Pemimpin redaksi
5)
Sekretaris
6)
Bendahara
7)
Dewan redaksi
8)
Reporter
9)
Editor
10) Tenaga
desain dan tata letak (Layout)
11) Distributor
b.
Penetapan visi dan misi
Visi dan
misi merupakan pondasi dalam membangun suatu organisasi menjadi terbaik, karena dengan adanya visi dan misi proses tahap demi tahap dalam menjalani program bisa lebih
terarah. Tak jauh dari hal tersebut, dalam proses pembuatan majalah juga harus
memiliki visi dan misi. Dengan adanya visi dan misi, majalah lebih dapat
tersegmen dan rubrik-rubrik yang ada pada isi majalah, lebih dapat konsisten
dan tidak keluar dari tujuan awal majalah.
c.
Penentuan segmentasi majalah
Sekarang ini, setiap majalah
memiliki segmentasinya masing-masing. Majalah yang baik adalah majalah yang
memiliki segmentasi yang jelas dan dimana pembacanya sesuai dengan tujuan
segmentasinya tersebut. Pengelompokkan segmentasi ini dibagi menjadi dua yaitu
segmentasi berdasarkan demografis dan geografis.
Segmentasi berdasarkan demografis,
segmentasi yang didasarkan kepada sifat atau karakter manusia. Contoh, jenis
kelamin, usia, dll
Segmentasi berdasarkan geografis, segmentasi yang
dibedakan menurut wilayah atau tempat. Contoh, sekolah, perusahaan, indonesia,
Malaysia, dll
d.
Penentuan proses distribusi atau
penjualan
Tahap ini, termasuk tahap yang cukup harus dipikirkan secara matang.
Karena jika majalah bagus tetapi sistem pendistribusian atau penjualan tidak
baik. Maka, yang akan terjadi majalah itu akan sia-sia dibuat. Karena
penempatan pasar yang tak terkoordinasi dengan baik sehingga majalah tak
terlirik oleh calon pembaca.
Apabila majalah diberikan secara gratis, maka pendistribusiannya tak
terlalu dipikirkan. Karena majalah yang dijual secara gratis, lebih baik
pendistribusiannya langsung ke segmentasinya. Diambil contoh majalah sekolah.
Majalah free tersebut, langsung
didistribusikan ke siswa-siswa
Sedangkan majalah yang dijual dengan tidak gratis. Pendistribusiannya
harus dipikirkan secara matang. Karena jika salah langkah, maka yang akan
terjadi majalah tersebut tidak akan terjual sesuai dengan keinginan.
- Tahap Mengonsep Majalah
Majalah
yang baik adalah majalah yang dibuat secara terkonsep dengan baik. Dalam hal
ini, penulis ingin memberikan informasi atau tahapan dalam mengkonsep suatu
majalah, yang diantaranya:
1.
Nama majalah
Agar majalah dapat dikenal oleh masyarakat sekolah maka hal yang
selanjutnya adalah pemberian nama dari suatu majalah itu sendiri dan penamaan
majalah tersebut harus didasari atau dilatar belakangi oleh visi dan misi
majalahnya. Nama majalah juga harus bisa mewakili atau memunculkan identitas
serta karakter majalahnya.
2.
Pemilihan rubrik
Dalam hal ini, dimaksudkan konten atau rubrik yang ada didalam isi
majalah sesuai dengan nama majalah, segmentasi majalah, dan fungsi majalah.
Pemilihan rubrik harus dipikirkan secara matang, karena rubrik merupakan salah
satu faktor penting dalam pencitraan suatu majalah.
3.
Jumlah halaman
Semakin tebal semakin banyak manfaatnya dan semakin tipis
mudah untuk pembuatannya, tetapi yang terpenting adalah bagaimana konsep awal
dari pembuatan majalah tersebut. Apabila terkonsep untuk banyak halaman, maka
bisa memanfaatkan media iklan untuk menutupi pengeluaran yang ada. Dalam jumlah
halaman pada majalah, pada umumnya paling sedikit adalah 20 halaman dan paling
banyak tidak terbatas. Harus ketahui, dalam jumlah halaman harus berkelipatan
4, seperti 20 halaman, 24, 28, 32, 36, dan seterusnya. Hal ini untuk mencegah
kekurangan dan kelebihan halaman atau memanfaatkan bidang kertas print.
4.
Ukuran majalah
Ukuran majalah
dapat mempengaruhi daya tarik pembaca, karena banyak orang yang lebih memilih
majalah yang dapat mudah dibawa pergi dan mudah dibaca ketika diperjalanan.
Pada umumnya, majalah berukuran A4, Letter dan B5 atau F4
5. Jenis
Kertas
Jenis kertas cukup mendukung
tingkat daya beli. Jenis kertas cover dengan isi biasanya setiap majalah
berbeda. Yang umum dipakai, cover menggunakan jenis kertas Art Carton atau Art
Paper sedangkan untuk isi jenis kertas yang dipakai yaitu Art Paper atau HVS.
Jenis kertas yang dipakai pada cover, pada umumnya lebih tebal dari isi. Jika
cover memakai Art Carton maka isi memakai Art Paper atau HVS.
- Tahap Pembuatan
Ketika
sudah memiliki rencana dan konsep. Maka langkah selanjutnya adalah proses
pembuatan. Pada proses ini, saya sebagai penulis ingin berbagi informasi
tentang proses pembuatan majalah secara umum. Yang dirangkum seperti dibawah
ini, diantaranya:
1. Pencarian
berita
Dalam hal ini reporter memiliki peran penting yaitu memerlukan
suatu ilmu pasti, agar mendapatkan suatu berita yang baik dan menarik sehingga
para pembaca bisa merasakan maksud dari berita tersebut. Ilmu tersebut sangat
sederhana namun perlu suatu pengembangan. Ilmu yang dimaksud adalah dasar suatu
pembentuk tulisan, yaitu 5W+1H. Jika ilmu itu sudah diterapkan dengan baik dan
pengembangan yang kreatif, maka tidak akan menutup kemungkinan pembaca akan
terbawa oleh emosi dalam isi berita.
2.
Menulis artikel
Tahap ini
adalah tahap yang tak mudah, namun semua orang bisa melakukannnya. Karena
setiap di sekolah, semua siswa sudah terlatih dan selalu disuruh membuat
tulisan oleh guru Bahasa Indonesia untuk menulis pengalaman tentang liburan
semesteran. Namun tetap saja tidak mudah, karena tak semua tulisan yang ditulis
bisa dimengerti dengan baik dan tak bisa dirasakan emosi yang ada dalam
tulisannya oleh semua orang yang membacanya.
3. Mengoreksi
tulisan
Dalam
tahap ini diperluka orang yang teliti dan mengerti tata cara penulisan seperti
tanda baca, perbendaharaan kata, dan emosi yang terkandung dalam tulisan
tersebut. Apabila orang tersebut yakin terhadap pengoreksiannya, selanjutnya
tulisan tersebut deserahkan kepada desainer untuk didesain.
4.
Mendesain
Setelah tulisan
diserahkan ke desainer, maka tahap inilah yang membuat suatu majalah terlihat
menarik dan inovatif. Tahap mendesain adalah yang sangat menarik, karena tahap
ini menuntut kita untuk selalu kreatif dan inovatif agar pembaca memiliki
perhatian akan majalahnya. Dalam tahap ini, desainer harus memahami tentang
elemen desain agar majalah dapat menarik perhatian calon pembaca. Beberapa
elemen desain yang terkandung dalam majalah, diantaranya:
a)
Layout
Pada penerapan elemen desain ini, sangatlah penting.
Dikarenakan jika elemen ini tidak diperhatikan, maka yang akan terjadi si
pembaca malas dan enggan untuk membacanya, karena layout-layout yang berantakan
dan membingungkan serta tidak ada ketertarikan untuk membacanya. Tips untuk
mencegah hal itu terjadi, untuk membuat layout yang baik, diantaranya:
Sesuaikan dengan target segmentasinya, karena jika kita membuat layout
yang monoton untukpara remaja maka yang terjadi mereka tidak mau untuk
membacanya
1)
Manfaatkan ruang desain majalah, jangan terlalu
ditumpuk-tumpuk jika ruang desain masih luas.
2)
Coba memakai bantuan image atau tamplate untuk
melayout, agar memiliki variasi dan tidak monoton
3)
Buatlah layout yang inovatif dan kreatif, untuk
menarik perhatian pembaca
b)
Warna
Warna merupakan elemen desain yang sangat mempengaruhi sebuah desain.
Jika asal memakai warna tanpa mempertimbangkan efeknya, maka yang akan terjadi
mata si pembaca akan lelah dan sakit dalam membaca atau si pembaca tidak bisa
membaca artikelnya dengan jelas, karena saruh dengan warna background. Disini
penulis ingin berbagi informasi dalam menangani permasalahan ini, diantaranya:
1)
Selaraskan warna background dengan artikel yang ada,
agar mudah dibaca dan mata si pembaca tidak sakit dan lelah dalam membaca
2)
Permainan warna sesuaikan dengan target pembaca
majalah tersebut
3)
Pemakaian warna CMYK, hindari pemakaian warna RGB
c)
Font
Font termasuk dalam elemen desain grafis. Font sangat penting dalam dunia
majalah. Karena tanpa font, majalah mungkin hanya sebuah buku gambar yang hanya
berisi sebuah ilustrasi. Setiap font memiliki sebuah arti dan makna yang
berbeda. Karena font tidak hanya dibuat berdasarkan fungsi bacanya saja, tetapi
dibuat berdasarkan makna, filosofi dan fungsinya. Pada hal ini, pemakaian font
yang baik pada majalah memiliki ketentuan-ketentuan tertentu, yaitu :
1)
Pemakaian font, harus disesuaikan dengan segmentasi
majalah
2)
Gunakan font yang memiliki readability dan legability
3)
Hindari pemakaian ukuran font dibawah 5 point,
karena akan mempengaruhi proses ketajaman pencetakan
d)
Ilustrasi atau gambar
Ilustrasi atau gambar adalah termasuk elemen penting pada majalah. Karena
dengan adanya ilustrasi atau gambar, majalah menjadi lebih kreatif,
komunikatif, informatif dan inovatif. Pembaca menjadi lebih terbawa suasana
oleh isi artikel dan pembaca menjadi lebih tertarik untuk membaca isi artikel.
Ilustrasi dan gambar di majalah, memiliki kriteria tertentu supaya menarik
untuk pembaca, yaitu :
1)
Ilustrasi atau gambar memiliki kesesuaian makna
dengan isi artikel
2)
Ilustrasi atau gambar memiliki resolusi yang tinggi,
agar terlihat jelas
3)
Ilustrasi atau gambar memiliki daya komunikatif dan
informatif
5.
Mendesain Cover
Mendesain cover majalah, didesain berdasarkan tema
edisi yang sedang diangkat. Desain cover sangatlah mempengaruhi para calon
pembaca untuk membaca isi dari keseluruhan majalah tersebut. Karena desain
cover merupakan display kemasan bagi isi yang akan disajikannya. Oleh karena
itu, desain cover depan majalah harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini:
a.
Dapat menunjukkan identitas majalah sesuai dengan misi
yang telah ditetapkan
b.
Dapat menarik perhatian calon pembaca untuk
membacanya
c.
Komunikatif dan informatif
d.
Dapat meningkatkan daya jual
e.
Sesuaikan dengan tema yang sedang diangkat
6.
Mengoreksi hasil desain
Pada tahap
ini diperlukan orang yang teliti dan paham akan sebuah keindahan. Karena tahap
ini dituntut untuk mengerti majalah yang menarik seperti apa dan ilmu tentang
sebuah desain yang baik seperti apa.
7. Cetak coba
Sebelum masuk cetak offset, sebaiknya melakukan proses cetak coba yang mana untuk
mengetahui kesalahan-kesalahan dalam mencetak seperti warna, tata letak dan font, maupun gambar yang pecah.
8. Cetak dan
finishing
Apabila dalam tahap cetak coba sudah sesuai, maka
selanjutnya melakukan cetak besar dengan menyesuaikan keuangan organisasi.
Ketika proses cetak selesai kemudian proses fhinishing seperti penjilidan dan
pengemasan.
- Tahap Distribusi
Pada tahap
ini adalah penerapan dari rencana ditribusi yang telah ditentukan pada awal
pembuatan majalah sekolah. Untuk itu terdapat langkah cermat agar majalah
sekolah sampai ke tangan pembaca :
1.
Storage
Merupakan jangka waktu yang
dibutuhkan agar majalah itu sampai ke gudang dari percetakan
2.
Transportation
Merupakan kendaraan pengangkut atau pengantar majalahnya,
dengan kendaraan sendiri, atau menyewa, untuk lebih efisien menggunakan
kendaraan sendiri.
3.
Wrapping or packing
Pemilahan, yaitu berapa banyak yang langsung diantar
ke agen, atau pelanggan perseorangan.
4.
Delivery
Pengantaran, bisa langsung atau melalui jasa pengiriman
5.
Distribusi
Distribusi sebenarnya merupakan muara dari mata
rantai pembuatan suatu majalah. Apabila ada satu saja mata rantai yang cacat,
maka bukan tidak mungkin akan berakibat fatal pada mata rantai yang lainnya.
Maka dari itu perlu dilakukan dengan giat dalam pembuatan sebuah majalah.
Keberhasilan atau tidaknya pembuatan suatu majalah, bergantung kepada semua
sumber daya manusia yang ada dalam keanggotaan suatu organisasi majalah
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar