Senin, 30 Mei 2016

MANAJEMEN MAJALAH SEKOLAH



Secara etimologis manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu menegement yang artinya mengatur dan melaksanakan. Kata manajemen sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan sangat membantu dalam mengerjakan sesuatu. Peran manajemen sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan diperuntukkan untuk mengatur segala pekerjaan maupun usaha. Manajemen berfungsi agar segala pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik dan secara sistematis. Menurut George R. Terry, mengatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan,  pengorganisasian, menggerkan dan pengawasan yang dialkukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia  serta sumber-sumber lain.
Manajemen majalah sekolah merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan pemetaan terhadap jalannya proses pembuatan majalah dari awal pembuatan majalah hingga pendistribusian majalah kepada sivitas akademika di sekolah.

     Fungsi Manajemen Sekolah
Berdasarkan pengertian manajemen sekolah terdapat fungsi umum manajemen sekolah sebagai berikut      :
1.      Fungsi Perencanaan
Proses perencanaan sangat penting dalam tujuan organisasi yang akan dicapai, untuk mencapai tujuan tersebut anggota di dalamnya membuat strategi seperti visi dan misi, penyusunan tim redaksi, pembagian majalah, sampai dengan pendistribusian majalah. Apabila tujuan tersebut dapat berjalan dengan baik maka dalam pembuatan majalah sekolah dapat dilaksanakan dengan lancar, karena tahap perencanaan merupakan dasar penentu keberhasilan tercapainya tujuan awal, yaitu membuat majalah sekolah yang berkualitas dan diterima oleh seluruh warga sekolah.
2    Fungsi Pengorganisasian
Langkah selanjutnya adalah bagaimana rencana tersebut dapat terlaksana dengan memanfaatkan segala fasilitas yang tersedia dan memastikan kepada semua orang yang ada dalam suatu organisasi untuk bekerja secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam fungsi pengorganisasian terdapat tindakan mengalokasikasn sumber daya, menentukan tugas, serta menetapkan prosedur yang diperlukan, menentukan struktur organisasi sebagai bentuk tanggung jawab dan kewenangan, melakukan perkrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya tenaga kerja, kemudian memberikan posisi yang tepat kepada seseorang.
3    Fungsi Pengarahan
           Fungsi pengarahan yaitu proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian sebuah motivasi kepada tenaga kerja supaya mau tetap bekerja dengan efisien dan efektif untuk mencapai tujuan, memberikan tugas serta penjelasan yang teratur mengenai pekerjaan, dan menjelaskan kebijakan yang telah ditetapkan.
     Fungsi pengawasan dan pengendalian
Dalam proses pengawasan dan pengendalian dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan telah direncanakan, diorganisasikan, dan diterapkan dapat berjalan sesuai target yang telah ditentukan meskipun terdapat sedikit perbedaan dengan target yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun fungsi pengawasan dan pengendalian yaitu untuk mengevaluasi suatu keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target bisnis yang sesuai dengan tolak ukur yang telah ditentukan, mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas kesalahan yang kemungkinan ditemukan, dan membuat alternatif solusi ketika ada masalah yang rumit terkait terhalangnya pencapaian tujuan dan target.



Sturktur Kepengurusan Manajemen Majalah Sekolah
     Pelindung
Posisi pelindung ini umumnya diisi oleh Kepala Sekolah. Ia akan menjadi penanggung jawab penerbitan majalah sekolah karena media tersebut berada dibawah naungan lembaganya. Jika terjadi sesuatu yang berhubungan dengan media tersebut, tim redaksi bisa dibantu oleh Kepala Sekolah selaku pelindung.
     Penasihat
Yakni yang membimbing dalam pembuatan majalah sekolah. Biasanya untuk bagian penasihat di duduki oleh beberpa guru yang ada di sekolah.
     Pembina
Pembina majalah sekolah adalah guru ekstrakurikuler jurnalistik atau guru yang ditunjuk untuk membidangi penerbitan majalah sekolah. Fungsinya, memberikan motivasi dan masukan-masukan kepada tim redaksi yang diisi oleh paara siswa sekolah bersangkutan. Ia bisa memberikan masukan yang terkait dengan hal-hal teknis penulisan, rubrikasi, percetakan, hingga pendistribusian majalah sekolah. Selain itu, pembina bisa menjembatani siswa dengan elemen sekolah diatasnya, yakni guru dan kepala sekolah.
     Pemimpin Redaksi (PemRed)
Jabatan pemred bisa diisi oleh siswa yang menonjol dalam bidang kepenulisan. Siswa tersebut dapat dipilih atau ditunjuk oleh pembina berdasar penilaian kelayakan untuk mengisi posisi pemred. Ia bertnggung jawab penuh mulai proses pembuatan, rubrikasi, pencarian berita, artikel, dan narasumber, hingga majalah cetak. Ia juga bertugas memimpin rapat redaksi untuk evaluasi setiap edisi dan bertanggung jawab terhadap kualitas majalah sekolah. Ia juga harus mampu membagi tugas kepada redaktur pelaksana, reporter, dan elemen lain agar penerbitan majalah sekolah bisa berjalan baik dan maksimal. Adapun salah satu criteria seorang pemimpin redaksi adalah :
-          Memiliki kemampuan tentang jurnalistik dan kepemimpinan
-          Bertanggung jawab terhadap aktivitas keredaksian
-          Melakukan pengawasan terhadap seluruh isi atau rubric
-          Mengkoordinasi seluruh staf
-          Konsolidasi dengan pembina
    Sekretaris
Ditempati oleh seseorang (anggota atau kader sekolah) yang berkapasitas dalam bidang kesekretariatan. Seperti surat-menyurat, dan lain-lain.
     Bendahara
Yakni yang mengurusi bagian peruangan di majalah sekolah. Diposisikan untuk kader yang memiliki kemampuan mengelola keuangan.
     Dewan Redaksi
Masyarakat banyak mengartikan dewan redaksi adalah sebagai dengan staf redaksi atau wartawan pencari berita. Karena tugasnya mengurus semua naskah atau artikel yang akan dipublikasikan. Seperti ilusator/setting/layout, yakni yang mengurus desain majalah yang akan kita buat. Dari mulai cover sampai isinya. Seorang dewan redaksi memiliki keahlian khusus dan mempunyai criteria khusus, misalnya :
-          Memiliki kemampuan korespondensi atau tulis-menulis sehingga mampu menuangkan ide ke dalam tulisan dengan bahasa yang baik dan benar
-          Bertanggung jawab menyediakan naskah yang akan dimuat
-          Peka terhadap situasi dan kondisi up to date
-          Reporter dan designer termasuk ke dalam dewan redaksi
     Reporter
Inilah garda penting dalam majalah sekolah. Reporter ibarat pasukan elite karena diisi oleh siswa-siswa yang memiliki keterampilan menulis yang baik. Tugas mereka di antaranya adalah mencari berita menarik terkait dengan sekolah dan mewawancarai narasumber tertentu. Misalnya, siswa dan guru berprestasi atau alumni yang sukses. Atau kiprah sekolah dalam mengikuti ajang tertentu seperti olimpiade sains dan kejuaraan lain. Kemampuan jurnalistik mereka juga mesti ditunjang dengan pengetahuan fotografi yang baik. Sebab, itulah yang akan mendukung baik atau tidaknya hasil kerja mereka di lapangan.
     Editor
Tugasnya menyunting naskah yang ditulis oleh wartawan sekolah untuk meminimalkan kesalahan dalam hal ejaan. Ia juga memiliki kualifikasi menulis yang baik dan paham tata Bahasa Indonesia. Dengan demikian, diharapkan berita, artikel, ataupun rubric tertentu menjadi lebih enak dibaca dan mudah dipahami.
1    Tenaga Desain dan Tata Letak (Layouter)
Siswa yang menjadi tenaga tata letak (layouter) harus memiliki kualifikasi tertentu. Terutama bisa menggambar dan menguasai desain grafis. Di antaranya, mampu menjalankan program Adobe Photoshop, Adobe Design, Corel Draw, ataupun Pagemaker. Tata letak ini menentukan keindahan atau estetika suatu majalah sekolah. Bisa dikatakan, tata letak memegang peran penting dalam menjaga mutu atau kualitas majalah sekolah.
1     Distributor
Yakni yang mengurusi pendistribusian atau penjualan majalah yang telah kita buat. Tugasnya adalah mendistribusikan majalah sekolah yang sudah dicetak.
Tujuan Pembentukan Majalah Sekolah
Majalah sekolah mempunyai tujuan khusus dalam mengembangkan kemampuan minat siswa, khususnya pengembangan bahasa Indonesia. Adapun tujuannya antara lain:
1    Sebagai media komunikasi
Majalah sekolah yang diterbitkan di sekolah merupakan media komunikasi yang termurah untuk menciptakan komunikasi antar warga sekolah. Melalui majalah sekolah, setiap warga sekolah dapat menuangkan gagasan dan idenya melalui berbagai macam ragam tulisan sehingga dapat dibaca oleh warga sekolah yang lain. Penerbitan majalah sekolah merupakan komunikasi yang praktis mengingat bahan dan volume tulisan dapat diatur secara elastis, disesuaikan dengan tema dan kondisi atau keperluan yang actual.bila tema atau isu yang berkembang masalah lingkungan hidup, sangat mungkin majalah sekolah yang ada di sekolah akan lebih banyak di dominasi oleh tulisan, gambar, puisi, cerpen, dan lain-lain.
Dengan adanya majalah sekolah, bermacam informasi dapat disebarkan secara mudah keseluruh wilayah sekolah tersebut dan akan banyak hal yang semula tidak diketahui akhirnya menjadi perrbendaharaan pengetahuan, baik yang bersifat praktis maupun yang perlu perenungan.
2     Sebagai media kreativitas
Siswa sebagai anak mudah tidak pernah sepi dan kaya dengan kreativitas, termask aktivitas ekpresi tulis. Melalui karya tulis pada majalah sekolah dapat memberikan manfaat ganda, yaitu (a) dari sisi penulis, majalah/majalah dinding merupakan tempat untuk mencurahkan berbagai macam ide,beragam gagasan, pikiran, daya cipta bahkan fantasi yang mengiringi perkembangan jiwanya perlu penyaluran dan media untuk menuangkannya. Oleh sebab itu majalah sekolah merupakan wadah kreativitas bagi siswa karena didukung oleh sifatnya yang mudah dilaksanakan dengan biaya yang cukup murah, (b) dari sisi pembaca akan mendapatkan penyaluran yang berkaitan dengan keinginan, cita-cita, kecintaan, kerinduan, keprihatinan dan berbagai pikiran lain yang tidak dapat di salurkannya sendiri. Dengan membaca tulisan-tulisan teman atau orang lain, terlepaslah ia dari berbagai gejolak yang ada dalam dirinya. Majalah sekolah dapat menjadi tuangan aspirasi diri bagi pembaca yang telah dituliskan oleh orang lain dan menjadi sarana bersama penulisnya untuk berpendapat tentang sesuatu, berkeinginan, berkomentar, dan mengkritik.
    Sebagai media untuk meningkatkan keterampilan menulis
Melalui majalah sekolah, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melatih diri dalam membuat tulisan. Kebiasaan dan keterampilan menuis tidak terjadi dalam seketika atau secara otomatis, melainkan terjadi melalui proses pembelajaran dan latihan. Siswa yang memiliki kebiasaan dan keterampilan menulis, cenderung memiliki wawasan dan cara berpikir yang sistematis, kritis dan analisis.
     Sebagai media untuk membangun kebiasaan membaca
Apabila majalah sekolah dikemas dengan baik, akan dapat menarik perhatian siswa untuk melihat dan membacanya sehingga majalah sekolah dapat dipakai sebagai satu media untuk meningkatkan kebiasaan membaca. Jika hal tersebut terjadi, maka majalah sekolah tidak akan pernah sepi dari siswa-siswa yang inin membacanya dan terbuka peluang bagi siswa yang tidak hanya sekedar untuk membaca, namun dapat menimbulkan inspirasi bagi siswa untuk menuangkan gagasan, ide dan kreativitasnya dalam majalah sekolah. Dengan demikian siswa tidak hanya sebagai pembaca tetapi juga sebagai penulis.
     Sebagai pengisi waktu
Majalah sekolah dapat dimanfaatkan sebagai satu sarana oleh siswa untuk mengisi waktu luangnya, disaat ada jam-jam kosong atau pada saat istirahat dan selesai mengikuti semua pelajaran. Waktu-waktu luang dapat dimanfaatkan oleh siswa dengan membaca berbagai macam tulisan yang dapat memperkaya pengetahuan dan wawasannya,
     Sebagai media untuk melatih kecerdasan berpikir
Majalah sekolah dapat membangkitkan minat siswa untuk mencari bacaan lain lewat “umpan” yang disajikan sajikan dalam majalah sekolah. Sangat mungkin sajian-sajian majalah/majalah dinding itu belum sepenuhnya memenuhi selera pembacanya. Hal ini akan menjadikan majalah sekolah berperan sebagai perangsang bagi siswa untuk mencari bahan bacaan lain yang lebih lengkap.
Kebiasaan membaca akan menambah pengetahuan siswa dalam berbagai bidang. Semakin banyak membaca, pengetahuan siswa akan bertambah dan secara tidak langsung akan menjadi pendorong bertambahnya kecerdasan siswa.
     Sebagai media untuk melatih berorganisasi
Penyelenggaraan majalah sekolah jelas merupakan kerja tim yang membutuhkan proses perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan. Oleh sebab itu diperlukan suatu keterampilan untuk berorganisasi sebagai suatu wadah untuk mencapai tujuan. Penyelenggaraan majalah sekolah merupakan perwujudan kerja tim atau kerja kelompok yang perlu saling mematuhi kesepakatan, aturan yang telah ditetapkan, kedisiplinan diri dan kesungguhan bekerja.
            Pada dasarnya tujuan diterbitkannya majalah sekolah seperti yang dikemukakan diatas tadi, bahwa tujuan yang sebenarnya adalah (1) melatih mengembangankan penalaran siswa melaui karya tulis, (2) mengembangkan keterampilan melaporkan hasil penelitian dalam bentuk laporan ilmiah populer, (3) mengembangkan kemampuan kreatif atau mengarag sastra, (4) melati berorganisasi para pendukung penerbit majalah sekolah,dan (5) melatih sisa mengelola penerbitan majalah sekolah. 
      Tahapan Dalam Manajemen Majalah Sekolah 
Sebelum membuat majalah sekolah perlu adanya suatu proses, agar sebuah proses berjalan dan terlaksana maka terdapat suatu rencana dalam menbuat majalah sekolah sebagai berikut :
  1. Tahap Perencanaan
Suatu proses, pastilah memiliki suatu rencana. Karena dengan rencana, proses tersebut bisa berjalan dan karena rencana pula sesuatu hal yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik.
a)      Pembuatan tim kerja (tim redaksi)
Dalam tahap perencanaan ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum melangkah lebih jauh dalam proses pembuatan majalah, proses tersebut dirangkum seperti dibawah ini :
1)      Pelindung
2)      Penasihat
3)      Pembina
4)      Pemimpin redaksi
5)      Sekretaris
6)      Bendahara
7)      Dewan redaksi
8)      Reporter
9)      Editor
10)  Tenaga desain dan tata letak (Layout)
11)  Distributor
b.      Penetapan visi dan misi
Visi dan misi merupakan pondasi dalam membangun suatu organisasi menjadi terbaik,  karena dengan adanya visi dan misi proses tahap demi tahap dalam menjalani program bisa lebih terarah. Tak jauh dari hal tersebut, dalam proses pembuatan majalah juga harus memiliki visi dan misi. Dengan adanya visi dan misi, majalah lebih dapat tersegmen dan rubrik-rubrik yang ada pada isi majalah, lebih dapat konsisten dan tidak keluar dari tujuan awal majalah.
c.       Penentuan segmentasi majalah
Sekarang ini, setiap majalah memiliki segmentasinya masing-masing. Majalah yang baik adalah majalah yang memiliki segmentasi yang jelas dan dimana pembacanya sesuai dengan tujuan segmentasinya tersebut. Pengelompokkan segmentasi ini dibagi menjadi dua yaitu segmentasi berdasarkan demografis dan geografis.
Segmentasi berdasarkan demografis, segmentasi yang didasarkan kepada sifat atau karakter manusia. Contoh, jenis kelamin, usia, dll
Segmentasi berdasarkan geografis, segmentasi yang dibedakan menurut wilayah atau tempat. Contoh, sekolah, perusahaan, indonesia, Malaysia, dll
d.      Penentuan proses distribusi atau penjualan
Tahap ini, termasuk tahap yang cukup harus dipikirkan secara matang. Karena jika majalah bagus tetapi sistem pendistribusian atau penjualan tidak baik. Maka, yang akan terjadi majalah itu akan sia-sia dibuat. Karena penempatan pasar yang tak terkoordinasi dengan baik sehingga majalah tak terlirik oleh calon pembaca.
Apabila majalah diberikan secara gratis, maka pendistribusiannya tak terlalu dipikirkan. Karena majalah yang dijual secara gratis, lebih baik pendistribusiannya langsung ke segmentasinya. Diambil contoh majalah sekolah. Majalah free tersebut, langsung didistribusikan ke siswa-siswa
Sedangkan majalah yang dijual dengan tidak gratis. Pendistribusiannya harus dipikirkan secara matang. Karena jika salah langkah, maka yang akan terjadi majalah tersebut tidak akan terjual sesuai dengan keinginan.
  1. Tahap Mengonsep Majalah
Majalah yang baik adalah majalah yang dibuat secara terkonsep dengan baik. Dalam hal ini, penulis ingin memberikan informasi atau tahapan dalam mengkonsep suatu majalah, yang diantaranya:
1.      Nama majalah
Agar majalah dapat dikenal oleh masyarakat sekolah maka hal yang selanjutnya adalah pemberian nama dari suatu majalah itu sendiri dan penamaan majalah tersebut harus didasari atau dilatar belakangi oleh visi dan misi majalahnya. Nama majalah juga harus bisa mewakili atau memunculkan identitas serta karakter majalahnya.
2.      Pemilihan rubrik
Dalam hal ini, dimaksudkan konten atau rubrik yang ada didalam isi majalah sesuai dengan nama majalah, segmentasi majalah, dan fungsi majalah. Pemilihan rubrik harus dipikirkan secara matang, karena rubrik merupakan salah satu faktor penting dalam pencitraan suatu majalah.
3.      Jumlah halaman
Semakin tebal semakin banyak manfaatnya dan semakin tipis mudah untuk pembuatannya, tetapi yang terpenting adalah bagaimana konsep awal dari pembuatan majalah tersebut. Apabila terkonsep untuk banyak halaman, maka bisa memanfaatkan media iklan untuk menutupi pengeluaran yang ada. Dalam jumlah halaman pada majalah, pada umumnya paling sedikit adalah 20 halaman dan paling banyak tidak terbatas. Harus ketahui, dalam jumlah halaman harus berkelipatan 4, seperti 20 halaman, 24, 28, 32, 36, dan seterusnya. Hal ini untuk mencegah kekurangan dan kelebihan halaman atau memanfaatkan bidang kertas print.
4.      Ukuran majalah
Ukuran majalah dapat mempengaruhi daya tarik pembaca, karena banyak orang yang lebih memilih majalah yang dapat mudah dibawa pergi dan mudah dibaca ketika diperjalanan. Pada umumnya, majalah berukuran A4, Letter dan B5 atau F4
5.      Jenis Kertas
Jenis kertas cukup mendukung tingkat daya beli. Jenis kertas cover dengan isi biasanya setiap majalah berbeda. Yang umum dipakai, cover menggunakan jenis kertas Art Carton atau Art Paper sedangkan untuk isi jenis kertas yang dipakai yaitu Art Paper atau HVS. Jenis kertas yang dipakai pada cover, pada umumnya lebih tebal dari isi. Jika cover memakai Art Carton maka isi memakai Art Paper atau HVS.
  1. Tahap Pembuatan
Ketika sudah memiliki rencana dan konsep. Maka langkah selanjutnya adalah proses pembuatan. Pada proses ini, saya sebagai penulis ingin berbagi informasi tentang proses pembuatan majalah secara umum. Yang dirangkum seperti dibawah ini, diantaranya:
1.      Pencarian berita
Dalam hal ini reporter memiliki peran penting yaitu memerlukan suatu ilmu pasti, agar mendapatkan suatu berita yang baik dan menarik sehingga para pembaca bisa merasakan maksud dari berita tersebut. Ilmu tersebut sangat sederhana namun perlu suatu pengembangan. Ilmu yang dimaksud adalah dasar suatu pembentuk tulisan, yaitu 5W+1H. Jika ilmu itu sudah diterapkan dengan baik dan pengembangan yang kreatif, maka tidak akan menutup kemungkinan pembaca akan terbawa oleh emosi dalam isi berita.
2.      Menulis artikel
Tahap ini adalah tahap yang tak mudah, namun semua orang bisa melakukannnya. Karena setiap di sekolah, semua siswa sudah terlatih dan selalu disuruh membuat tulisan oleh guru Bahasa Indonesia untuk menulis pengalaman tentang liburan semesteran. Namun tetap saja tidak mudah, karena tak semua tulisan yang ditulis bisa dimengerti dengan baik dan tak bisa dirasakan emosi yang ada dalam tulisannya oleh semua orang yang membacanya.
3.      Mengoreksi tulisan
Dalam tahap ini diperluka orang yang teliti dan mengerti tata cara penulisan seperti tanda baca, perbendaharaan kata, dan emosi yang terkandung dalam tulisan tersebut. Apabila orang tersebut yakin terhadap pengoreksiannya, selanjutnya tulisan tersebut deserahkan kepada desainer untuk didesain.
4.      Mendesain
Setelah tulisan diserahkan ke desainer, maka tahap inilah yang membuat suatu majalah terlihat menarik dan inovatif. Tahap mendesain adalah yang sangat menarik, karena tahap ini menuntut kita untuk selalu kreatif dan inovatif agar pembaca memiliki perhatian akan majalahnya. Dalam tahap ini, desainer harus memahami tentang elemen desain agar majalah dapat menarik perhatian calon pembaca. Beberapa elemen desain yang terkandung dalam majalah, diantaranya:
a)      Layout
Pada penerapan elemen desain ini, sangatlah penting. Dikarenakan jika elemen ini tidak diperhatikan, maka yang akan terjadi si pembaca malas dan enggan untuk membacanya, karena layout-layout yang berantakan dan membingungkan serta tidak ada ketertarikan untuk membacanya. Tips untuk mencegah hal itu terjadi, untuk membuat layout yang baik, diantaranya:
Sesuaikan dengan target segmentasinya, karena jika kita membuat layout yang monoton untukpara remaja maka yang terjadi mereka tidak mau untuk membacanya
1)      Manfaatkan ruang desain majalah, jangan terlalu ditumpuk-tumpuk jika ruang desain masih luas.
2)      Coba memakai bantuan image atau tamplate untuk melayout, agar memiliki variasi dan tidak monoton
3)      Buatlah layout yang inovatif dan kreatif, untuk menarik perhatian pembaca
b)      Warna
Warna merupakan elemen desain yang sangat mempengaruhi sebuah desain. Jika asal memakai warna tanpa mempertimbangkan efeknya, maka yang akan terjadi mata si pembaca akan lelah dan sakit dalam membaca atau si pembaca tidak bisa membaca artikelnya dengan jelas, karena saruh dengan warna background. Disini penulis ingin berbagi informasi dalam menangani permasalahan ini, diantaranya:
1)      Selaraskan warna background dengan artikel yang ada, agar mudah dibaca dan mata si pembaca tidak sakit dan lelah dalam membaca
2)      Permainan warna sesuaikan dengan target pembaca majalah tersebut
3)      Pemakaian warna CMYK, hindari pemakaian warna RGB
c)      Font
Font termasuk dalam elemen desain grafis. Font sangat penting dalam dunia majalah. Karena tanpa font, majalah mungkin hanya sebuah buku gambar yang hanya berisi sebuah ilustrasi. Setiap font memiliki sebuah arti dan makna yang berbeda. Karena font tidak hanya dibuat berdasarkan fungsi bacanya saja, tetapi dibuat berdasarkan makna, filosofi dan fungsinya. Pada hal ini, pemakaian font yang baik pada majalah memiliki ketentuan-ketentuan tertentu, yaitu :
1)      Pemakaian font, harus disesuaikan dengan segmentasi majalah
2)      Gunakan font yang memiliki readability dan legability
3)      Hindari pemakaian ukuran font dibawah 5 point, karena akan mempengaruhi proses ketajaman pencetakan
d)     Ilustrasi atau gambar
Ilustrasi atau gambar adalah termasuk elemen penting pada majalah. Karena dengan adanya ilustrasi atau gambar, majalah menjadi lebih kreatif, komunikatif, informatif dan inovatif. Pembaca menjadi lebih terbawa suasana oleh isi artikel dan pembaca menjadi lebih tertarik untuk membaca isi artikel. Ilustrasi dan gambar di majalah, memiliki kriteria tertentu supaya menarik untuk pembaca, yaitu :
1)      Ilustrasi atau gambar memiliki kesesuaian makna dengan isi artikel
2)      Ilustrasi atau gambar memiliki resolusi yang tinggi, agar terlihat jelas
3)      Ilustrasi atau gambar memiliki daya komunikatif dan informatif
5.      Mendesain Cover
Mendesain cover majalah, didesain berdasarkan tema edisi yang sedang diangkat. Desain cover sangatlah mempengaruhi para calon pembaca untuk membaca isi dari keseluruhan majalah tersebut. Karena desain cover merupakan display kemasan bagi isi yang akan disajikannya. Oleh karena itu, desain cover depan majalah harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini:
a.    Dapat menunjukkan identitas majalah sesuai dengan misi yang telah ditetapkan
b.   Dapat menarik perhatian calon pembaca untuk membacanya
c.    Komunikatif dan informatif
d.   Dapat meningkatkan daya jual
e.    Sesuaikan dengan tema yang sedang diangkat
6.      Mengoreksi hasil desain
Pada tahap ini diperlukan orang yang teliti dan paham akan sebuah keindahan. Karena tahap ini dituntut untuk mengerti majalah yang menarik seperti apa dan ilmu tentang sebuah desain yang baik seperti apa.
7.      Cetak coba
Sebelum masuk cetak offset, sebaiknya melakukan proses cetak coba yang mana untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam mencetak seperti warna, tata letak dan font, maupun gambar yang pecah.
8.      Cetak dan finishing
Apabila dalam tahap cetak coba sudah sesuai, maka selanjutnya melakukan cetak besar dengan menyesuaikan keuangan organisasi. Ketika proses cetak selesai kemudian proses fhinishing seperti penjilidan dan pengemasan.
  1. Tahap Distribusi
Pada tahap ini adalah penerapan dari rencana ditribusi yang telah ditentukan pada awal pembuatan majalah sekolah. Untuk itu terdapat langkah cermat agar majalah sekolah sampai ke tangan pembaca :
1.   Storage
Merupakan jangka waktu yang dibutuhkan agar majalah itu sampai ke gudang dari percetakan
2.   Transportation
Merupakan kendaraan pengangkut atau pengantar majalahnya, dengan kendaraan sendiri, atau menyewa, untuk lebih efisien menggunakan kendaraan sendiri.
3.      Wrapping or packing
Pemilahan, yaitu berapa banyak yang langsung diantar ke agen, atau pelanggan perseorangan.
4.      Delivery
Pengantaran, bisa langsung atau melalui jasa pengiriman
5.      Distribusi
Distribusi sebenarnya merupakan muara dari mata rantai pembuatan suatu majalah. Apabila ada satu saja mata rantai yang cacat, maka bukan tidak mungkin akan berakibat fatal pada mata rantai yang lainnya. Maka dari itu perlu dilakukan dengan giat dalam pembuatan sebuah majalah. Keberhasilan atau tidaknya pembuatan suatu majalah, bergantung kepada semua sumber daya manusia yang ada dalam keanggotaan suatu organisasi majalah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar